THIS BLOG CONTAINED OF VARIOUS VIEWS ABOUT ANY ISSUES. I WILL BE VERY PLEASED IF YOU CAN SHARE YOUR INSPIRATION AND ASPIRATION FOR THE ADVANCEMENT OF OUR CAPABILITIES AND WISDOM.
Melihat mewahnya para pegawai dan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang terlibat kasus Gayus maupun kasus-kasus lainnya yang terkuak belakangan ini membuat saya berdecak ternganga-nganga. Berbagai pertanyaan muncul dibenak saya. Bagaimana mungkin orang seperti Gayus yang hanya staf biasa, remunerasinya diberikan lebih tinggi dari rata-rata pejabat Eselon 2 di lingkungan Sekretariat Negara dan Kepresidenan? Apa yang dijadikan dasar pemberian remunerasi yang demikian besar? 34 tahun bekerja sebagai pegawai negeri lulusan S2 tamatan luar negeri dan 15 tahun menjabat Eselon 2 tanpa mengeluh dan tetap bekerja sededikasi dan seoptimal mungkin, tidak membuat saya atau teman-teman saya yang lain mendapat remunerasi seberuntung Gayus, apalagi atasan-atasannya. Kok bisa ya orang-orang seperti mereka dan Gayus? Apa sih kriteria-kriterianya? Bagaimana pula perasaan PNS ditempat-tempat lain yang tidak memperoleh remunerasi? Bahkan sebagian mereka yang bekerja di pusat maupun di daerah mempunyai tingkat pekerjaan yang lebih sulit dalam menganalisa berbagai masalah dan mencarikan jalan keluar pemecahan masalah dengan dedikasi dan tingkat kejujuran yang tinggi? Mereka-mereka yang berdedikasi ini mungkin tidak mengeluh dan hanya tersenyum getir melihat perbedaan perlakuan yang demikian mencolok dari sisi remunerasi saja, belum dari fasilitas-fasilitas lainnya. Memang aneh negeri ini kalau menganggap urusan pengendalian uang itu urusan paling rumit. Okelah kalau memang dianggap begitu, akan tetapi bagaimana sih sejak seleksi awal masuk CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) dahulu atau masuk pegawai perbankan? Taruh kata orang bisa berubah ditengah jalan karena melihat berbagai kesempatan, tapi masa iya orang-orang disekitar tidak merasa aneh, ada PNS mempunyai rumah luar biasa mewah begitu, padahal orang-orang yang pernah ditempatkan di luar negeri saja tidak punya berbagai kemewahan apalagi tabuangan yang rrrruuuuarrrr biasa seperti yang diperlihatkan stasiun-stasiun tv belakangan ini. Entah kalau dahulu merekanya memang berasal dari keluarga kaya yang bukan hasil korupsi juga dan bukan dari fasilitas karena keluarga penguasa. Selama ini yang diincar para pengawas yaaah pembelian alat tulis, perjalanan dinas yang sangat terbatas frekuensi dan dananya, serta semua yang harus dengan pertanggungan jawab yang sungguh-sungguh dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi materi laporan maupun dari segi keuangannya; perjalanan dinas yang terus terang merupakan sumber satu-satunya untuk menambah informasi, pengetahuan dan bila dihemat dapat sedikit menambah uang sekolah putra/i PNS dan mengebulkan asap dapurnya itupun kalau mungkin, begitu rumit dan rigit pengawasan yang diterapkan terhadap hal-hal seperti itu. Bukan berarti para PNS tidak suka dengan pengawasan yang rigit, silahkan saja diawasi, tetapi tolong supaya pengawasan untuk berbagai kegiatan yang justru menjadi sumber-sumber pendapatan negara dan sumber kelancaran bisnis dunia usaha selama ini yang tidak berjalan, dijalankanlah dengan baik. Jangan yang semakin baik bekerja semakin terpuruk, sedangkan yang berfoya-foya semakin merajalela. Walaupun sudah sangat terlambat, tetapi perbaikan-perbaikan tetap perlu, bahkan perbaikan untuk beberapa tahun kebelakang bila perlu!!!
Mari kita semua PNS semakin baik bekerja dan berbenah diri!!! Kasihan negara ini!!! Negeri ini perlu orang-orang tegas, pekerja keras dan pemberani serta penuh dedikasi. Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tidak berdosa, tetapi jangan ini dijadikan landasan untuk berbuat dan memaafkan dosa!
I WILL BE VERY HAPPY IF I CAN SHARE MY EXPERIENCE AND KNOWLEDGE WITH ANY ONE. FOR ME, LEARNING IS A NEED; AND IN THIS LIFE REGARDLESS THE
PROFESSION OR EDUCATIONAL BACK GROUND ONE HAS HAD, EVERY SECOND IN ONE'S LIVE WOULD NEVER STOP HER/HIM FROM LEARNING PROCESS.
No comments:
Post a Comment